PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE
DENGAN MENGGUNAKAN METODE
TOGAF ADM
(STUDI KASUS : KLINIK
PENGOBATAN WALUYA BAKTI WADO)
Oleh
:
YAYA
MUHIDIN
NIM
3213089
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika
dan Komputer Bandung
2016
Jl. Cikutra No.113 Bandung – Jawa
Barat Http://www.stmik-bandung.ac.id
PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE
DENGAN MENGGUNAKAN METODE TOGAF ADM
(STUDI KASUS : KLINIK
PENGOBATAN WALUYA BAKTI WADO)
Yaya Muhidin
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan
Komputer Bandung
Email : yayamuhidin.stmik@gmail.com
ABSTRAK
Tujuan dari penerapan arsitektur
enterprise adalah menciptakan keselarasan antara bisnis dan teknologi informasi
bagi kebutuhan organisasi, penerapan arsitektur enterprise tidak terlepas dari
bagaimana sebuah organisasi merencanakan dan merancang arsitektur enterprise
tersebut. Untuk melakukan perancangan arsitektur enterprise diperlukan suatu
metodologi yang lengkap serta mudah digunakan, TOGAF ADM merupakan metodologi
yang lengkap, banyak organisasi yang tidak memahami secara jelas bagaimana
tahapan-tahapan dari metodologi tersebut diterjemahkan kedalam aktivitas
perancangan arsitektur enterprise. Tahapan dalam perancangan arsitektur
enterprise sangatlah penting dan akan berlanjut pada tahapan berikutnya yaitu
rencana implementasi. Luaran dari tahapan ini akan menghasilkan sebuah
arsitektur enterprise yang pada nantinya bisa dijadikan oleh organisasi untuk
mencapai tujuan strategisnya.
Kata kunci: arsitektur enterprise, togaf adm, blueprint
PENDAHULUAN
Klinik Pengobatan Waluya
Bakti Wado merupakan Klinik swasta yang bergerak dibidang pelayanan kesehatan
yang beralamat di Jalan Raya Wado No 11 Wado Sumedang. Selama ini pelayanan di
klinik tersebut masih manual bahkan untuk pencatatan administrasi seperti dalam
mencatat nama dan alamat pasien masih menggunakan tulisan tangan, Untuk
meningkatkan kualitas pelayanan maka perlu adanya sebuah sistem informasi yang
mampu memonitoring dan membantu proses kinerja dari Klinik tersebut.
Yang menjadi pendorong untuk
memanfaatkan sistem informasi yang lebih baik dalam Klinik pengobatan adalah
semakin meningkatnya kebutuhan fungsi pelayanan yang dijalankan. Dampak dari
itu semua banyak klinik pengobatan yang berlomba-lomba untuk menerapkan sistem informasi
dengan teknologinya dengan hanya memperhatikan kebutuhan sesaat dan memungkinkan
penerapan sistem informasi yang saling tumpang tindih dan adanya sub – sub sistem
yang berbeda satu dengan yang lainya. Kondisi tersebut membuat sistem informasi
tidak dapat dimanfaatkan sesuai yang diharapkan, berdasarkan misi dan tujuan
penerapan sistem informasi, yaitu efesiensi dan efektifitas dalam pemenuhan
kebutuhan klinik, mulai dari pemenuhan kebutuhan pada level yang tertinggi
sampai pada kebutuhan yang paling bawah yaitu operasional (yunis, 2009).
Adapun penyebab dari semua ini
adalah kurangnya perencanaan dan tanpa memikirkan kunci utama dalam proses
pengembangan sistem informasi yaitu perancangan sistem informasi yang baik
harus melihat dari berbagai macam sudut pandang pengembangan sistem, di mulai
dari mendefinisikan arsitektur bisnis yang ada dalam klinik pengobatan, mendefinisikan
arsitektur data yang akan di gunakan, mendefinisikan arsitektur aplikasi yang akan
di bangun serta mendefinisikan arsitektur teknologi yang akan mendukung jalanya
sistem informasi tersebut. Keselarasan penerapan sistem informasi dengan
kebutuhan klinik pengobatan hanya mampu
dijawab dengan memperhatikan faktor integrasi di dalam pengembangnya, tujuan
integrasi yang sebenarnya adalah untuk mengurangi kesenjangan yang terjadi
dalam proses pengembangan sistem. Untuk menghilangkan kesenjangan tersebut, maka
diperlukan sebuah paradigma dalam merencanakan, merancang, dan mengelola sistem
informasi yang disebut dengan Arsitektur Enterprise. Sehingga ketersediaan data
yang terformat baik, dalam satu sumber data yang terkelola dengan baik akan
terpenuhi (falahah, 2010). EA (Enterprise Arsitekture) pada dasarnya adalah
strategi pemanfaatan IT dan integrasi antara pengembangan bisnis dengan
pengembangan IT.
Berbagai macam dan metode yang
biasa digunakan dalam perancangan arsitektur enterprise diantaranya adalah
Zachman framework, TOGAF ADM, EAP dan lain – lain. Arsitekture
Enterprise adalah deskripsi dari misi stakeholder yang di dalamnya termasuk
informasi, fungsionalitas/kegunaan, lokasi organisasi dan parameter kinerja.
Arsitektur Enterprise mengambarkan rencana untuk mengembangkan sebuah
sistem atau sekumpulan sistem. Bagaimana implementasi dari Arsitektur
Enterprise dapat digunakan oleh organisasi, sebaiknya organisasi mengadopsi
sebuah metode atau framework yang bisa digunakan dalam melakukan
pengembangan Arsitektur Enterprise tersebut. Sehingga dengan ada metode Arsitektur
Enterprise diharapkan dapat mengelola sistem yang komplek dan dapat menyelaraskan
bisnis dan Teknologi Informasi ( TI ) yang akan di investasikan(yunis, 2009). Ada
banyak alternatif metode dan framework yang dapat digunakan, seperti Zachman
Framework, EAP, EAS, BEAM, TOGAF ADM, GEAF, dan lainnya.
Perbandingan yang sudah dilakukan
pada penelitian sebelumnya didapatkan bahwa TOGAF ADM merupakan sebuah metode
yang kompleks yang bisa memenuhi seluruh kebutuhan pengembangan EA yaitu sebesar
92% (Yunis, dan Surendro, 2009). TOGAF ADM juga komplek dan bisa
digunakan berdasarkan kebutuhan organisasi. TOGAF ADM juga merupakan
metode yang umum, sehingga jika diperlukan pada prakteknya TOGAF ADM
dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik tertentu, misalnya digabungkan
dengan framework yang lain sehingga TOGAF ADM menghasilkan
arsitektur yang spesifik terhadap organisasi (Setiawan, 2009). TOGAF ADM
juga fleksibel dikombinasikan dengan arsitektur framework seperti:
Zachman Framework atau FEAF (Paszkiewicz, dan Picard, 2005). The Open
Group Architecture Framework (TOGAF) memberikan metode yang detil
bagaimana membangun dan mengelola serta mengimplementasikan arsitektur
enterprise dan sistem informasi yang disebut dengan Architecture
Development Method (ADM).(yunis, 2009), (budi, 2009).
ADM merupakan metode generik
yang berisikan sekumpulan aktivitas yang digunakan dalam memodelkan pengembangan
arsitektur enterprise. Metode ini juga bisa digunakan sebagai panduan
atau alat untuk merencanakan, merancang, mengembangkan dan mengimplementasikan
arsitektur sistem informasi untuk organisasi.TOGAF ADM seperti
ditunjukkan pada Gambar 1. Merupakan metode yang fleksibel yang dapat
mengantifikasi berbagai macam teknik pemodelan yang digunakan dalam
perancangan, karena metode ini dapat disesuaikan dengan perubahan dan kebutuhan
selama perancangan dilakukan (budi,2009)
Gambar 1.
Arsitektur Development
The Open Group Arcitecture
Framework juga menyatakan visi dan prinsip yang jelas
tentang bagaimana melakukan pengembangan
Arsitektur Enterprise, prinsip tersebut digunakan sebagai ukuran
dalam menilai keberhasilan dari
pengembangan Arsitektur Enterprise oleh organisasi sebagai
berikut:
a. Prinsip Enterprise
Pengembangan
arsitektur yang dilakukan diharapkan mendukung
seluruh bagian organisasi, termasuk
unit-unit organisasi yang membutuhkan
b. Prinsip Teknologi Informasi (TI)
Lebih mengarahkan konsistensi penggunaan TI pada
seluruh bagian organisasi, termasuk unit-unit
organisasi yang akan menggunakan.
c. Prinsip Arsitektur
Merancang arsitektur sistem berdasarkan kebutuhan proses bisnis
dan bagaimana mengimplementasikannya.
Dalam studi kasus ini akan
di bahas bagaimana menggunakan TOGAF ADM dalam merancang arsitektur
enterprise, sehingga di dapatkan gambaran yang jelas bagaimana melakukan
perancangan arsitektur enterprise untuk mendapatkan arsitektur enterprise yang baik
dan biasa di gunakan oleh klinik pengobatan untuk mencapai tujuannya. Keluaran
penelitian ini adalah menghasilkan model dan kerangka dasar (blueprint)
dalam mengembangkan sistem informasi yang terintegrasi untuk mendukung
kebutuhan klinik pengobatan. Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan
perencanaan Arsitektur Enterprise, yang dapat di gunakan sebagai landasan
untuk pengembangan, implementasi teknologi dan sistem informasi bagi klinik
pengobatan antara lain dapat mendefinisikan TOGAF ADM dalam penggunaan informasi
untuk mendukung aktifitas bisnis di Klinik Pengobatan Waluya Bakti Wado, dapat menghasilkan
Arsitektur Enterprise klinik pengobatan yang standart berdasarkan
perencanaan informasi strategis dan integrasi sistem.
METODE
Metodologi penelitian yang
digunakan terdiri dari beberapa tahapan yaitu studi pustaka, pengumpulan data,
analisis dan perancangan dengan penjelasan sebagai berikut :
Studi Pustaka
Studi pustaka di lakukan
dengan mempelajari jurnal atau paper penelitian sebelumnya dan mencari buku
atau literature yang berhubungan dengan teori enterprise architecture planning
dan Togaf ADM. Survey atau pengamatan di lakukan untuk mendapatkan gambaran
secara umum tentang situasi dan kondisi Klinik saat ini. Hal ini akan
memudahkan identifikasi permasalahan dan rencana arsitektur enterpiprise.
Pengamatan dilakukan dengan survey dan wawancara kepada pihak klinik.
Pengumpulan Data
Penelitian ini dilakukan dengan
mengumpulkan data secara langsung ke obyek diantaranya adalah data tentang
karyawan yang ada di Klinik, data pasien yang ada di klinik baik yang sedang
rawat inap, rawat jalan, dan yang baru terdaftar, data obat yang ada di Klinik
Pengobatan Waluya Bakti Wado, data mengenai pemakaian teknologi informasi dan
jaringan. Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara:
a. Wawancara
Dilakukan untuk mendapatkan informasi
yang tepat dan akurat.
b. Observasi
Dilakukan dengan cara mengamati secara
langsung pada obyek permasalahan.
Analisis dan Perancangan Sistem
Untuk analisis dan perancangan Sistem
Informasi ini terlebih dahulu mempelajari studi literature yang dilakukan
dengan cara mengumpulkan data dan mempelajari segala macam informasi yang
berhubungan dengan Arsitektur Enterprise dan TOGAF ADM. Tahapan dari TOGAF ADM
secara ringkas bisa dijelaskan sebagai berikut :
a.
Preliminary Framework and Principles
Merupakan
fase persiapan yang bertujuan untuk menkonfirmasi komitmen dari stakeholder,
penentuan framework dan metodologi detil yang akan digunakan pada pengembangan
EA.
b.
Architecture
Vision
Menciptakan keseragaman
pandangan mengenai pentingnya arsitektur enterprise untuk mencapai
tujuan organisasi yang dirumuskan dalam bentuk strategi serta menentukan lingkup
dari arsitektur yang akan dikembangkan. Pada tahapan ini berisikan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan untuk mendapatkan
arsitektur yang ideal.
c. Business
Architecture
Mendefinisikan kondisi awal
arsitektur bisnis, menentukan model bisnis atau aktivitas bisnis yang
diinginkan berdasarkan skenario bisnis. Pada tahap ini tools dan metode
umum untuk pemodelan seperti: BPMN, IDEF dan UML dapat digunakan untuk
membangun model yang
diperlukan.
d.
Information Sistem Architecture
Pada tahapan ini lebih
menekankan pada aktivitas bagaimana arsitektur sistem informasi dikembangkan. Pendefinisian
arsitektur sistem informasi dalam tahapan ini meliputi arsitektur data dan
arsitektur aplikasi yang akan digunakan oleh organisasi. Arsitekur data lebih
memfokuskan pada bagaimana data digunakan untuk kebutuhan fungsi bisnis, proses
dan layanan. Teknik yang bisa digunakan dengan yaitu: ER-Diagram,
Class Diagram, dan Object Diagram. Pada arsitektur aplikasi lebih
menekan pada bagaimana kebutuhan aplikasi direncanakan dengan menggunakan
Application Portfolio Catalog, serta menitik beratkan pada model aplikasi
yang akan dirancang. Teknik yang bisa digunakan meliputi:
Application Communication
Diagram,
Application and User Location Diagram dan lainnya.
e. Technology
Architecture
Membangun arsitektur teknologi
yang diinginkan, dimulai dari penentuan jenis kandidat teknologi yang
diperlukan dengan menggunakan Technology Portfolio Catalog yang meliputi
perangkat lunak dan perangkat keras. Dalam tahapan ini juga mempertimbangkan alternatif-
alternatif yang diperlukan dalam pemilihan teknologi. Teknik yang digunakan meliputi
Environment and Location Diagram, Network Computing Diagram, dan
lainnya.
f. Opportunities and
Solution
Pada tahapan ini lebih menekan pada manfaat yang
diperoleh dari arsitektur enterprise yang meliputi arsitektur bisnis,
arsitektur data, arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi, sehingga
menjadi dasar bagi stakeholder untuk memilih dan menentukan arsitektur yang akan
diimplementasikan. Untuk memodelkan tahapan ini dalam rancangan bisa menggunakan teknik Project Context Diagram dan Benefit
Diagram.
g. Migration Planning
Pada tahapan ini akan dilakukan penilaian dalam
menentukan rencana migrasi dari suatu sistem informasi. Biasanya pada tahapan
ini untuk pemodelannya menggunakaan matrik penilaian dan keputusan terhadap
kebutuhan utama dan pendukung dalam organisasi terhadap
impelemtasi sistem informasi.
h. Implementation
Governance
Menyusun rekomendasi untuk pelaksanaan tatakelola
implementasi yang sudah dilakukan, tatakelola yang dilakukan meliputi
tatakelola organisasi, tatakelola teknologi informasi, dan tatakelola
arsitektur. Pemetaaan dari tahapan ini bisa juga dipadukan dengan framework
yang digunakan untuk tatakelola seperti COBITS dari IT Governance Institute
(ITGI) (Open Group, 2009).
i. Arcitecture Change
Management
Menetapkan rencana manajemen arsitektur dari sistem yang baru
dengan cara melakukan pengawasan terhadap perkembangan teknologi dan perubahan
lingkungan organisasi, baik internal maupun eksternal serta menentukan apakah
akan dilakukan siklus pengembangan arsitektur enterprise berikutnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Fungsi bisnis Klinik
Pengobatan Waluya Bakti yang terdapat pada gambar 2. merupakan fungsi bisnis yang
ada dalam rantai nilai yang sudah ditetapkan, langkah yang dilakukan adalah merumuskan
daftar katalog dari proses-proses bisnis yang ada pada fungsi bisnis utama dan pendukung
Klinik Pengobatan. Untuk mendefinisikan fungsi dan layanan yang ada pada
masing-masing fungsi bisnis, akan dimodelkan dalam bentuk proses bisnis. Untuk
pemodelan proses bisnis tersebut bisa menggunakan artefak yang sudah disediakan
TOGAF ADM atau dengan UML Diagram (Gambar 3). Pemodelan proses
bisnis dalam arsitektur bisnis mempunyai tujuan, untuk memberikan gambaran yang
jelas terhadap keadaan Klinik Pengobatan pada saat ini (Gambar 4).
Gambar 2 Value Chain
Klinik Pengobatan
Gambar 3 Use Case Global TOGAF ADM Klinik Pengobatan
Gambar 4.
Interaksi Model Perencanaan Enterprise
Bisnis arsitektur dapat di
lihat pada gambar 3. Dimana gambar ini menjelaskan hak akses aktor terhadap
aplikasi yang nantinya akan mengakses terhadap sistem atau aplikasi sistem.
Modul ini juga merupakan gambar use case secara global dengan menggunakan Togaf
Adm yang meliputi Aspek : Arsitekture Aplikasi, Arsitekture Bisnis, Arsitekture
Teknologi, Arsitekture Data, dan Roadmap. Sedangkan aspek – aspek tersebut
masih akan di rincikan kembali sesuai dengan fungsinya. Interaksi model ini
menjelaskan mengenai integrasi aplikasi sistem informasi antar yang terdapat di
klinik pengobatan. Masing-masing sistem informasi di hubungkan dengan data yang
dinyatakan pada Gambar 4.
Gambar 5. Matrik Relasi
Tahap System/Function
Matrik (Gambar 5) bertujuan untuk mengidentifikasikan fungsi-fungsi bisnis
yang secara langsung didukung atau dilakukan oleh aplikasi. Secara umum langkah
pemetaan hubungan aplikasi dengan fungsi bisnis adalah dengan cara:
1)
Menetapkan penggunaan
aplikasi yang digunakan fungsi bisnis organisasi berdasarkan kebutuhan dari
fungsi bisnis dengan meninjau proses bisnis dan data yang digunakan,
2)
Menentukan kebijakan
penggunaan dan bagaimana layanan yang ada dalam aplikasi yang mendukung fungsi
bisnis,
3)
Mendukung analisis
kesenjangan antara peranan aplikasi dalam mendukung proses bisnis organisasi,
4)
Menentukan peranan aplikasi
dalam mendukung fungsi bisnis dan mengindentifikasi kebutuhan untuk perubahan
aplikasi kedepannya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil perancangcangan dan
implementasi maka dapat di simpulkan sebagai berikut :
1. Adanya Roadmap enterprise architecture planning dapat
menciptakan suatu sistem yang sistematis untuk mempermudah proses pembuatan dan
implementasi sistem informasi.
2. Arsitektur Enterprise secara sistematis dan lengkap
dapat menghasilkan Blueprint / Cetak biru teknologi Informasi.
3. EAP menghasilkan aplikasi sistem informasi yang terintegrasi.
4. Arsitektur informasi Enterprise akan menjadi acuan dalam
investasi teknologi jangka pendek maupun jangka panjang dengan mempertimbangkan
kepentingan secara keseluruhan.
Saran
Adapun saran dari penelitian ini adalah :
1. Bahwa sistem ini dapat dikembangkan lagi untuk tahap implementasi
teknologi sistem informasi laboratorium, rawat jalan, rawat inap, UGD, Gudang,
dan Keuangan.
2. Sistem ini dapat di review secara bertahap atau
dikembangkan lebih detail di sesuaikan dengan kondisi klinik pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA
Yunis, R., Surendro, K. (2009).
Perancangan Model Enterprise Architecture dengan TOGAF
Architecture Development Method, Prosiding SNATI, ISSN : 1907-5022,
(UII,
Yogyakarta), E25-E31.
Falahah, Rosmala, D. (2010). Penerapan
Framework Zachman Pada Pengelolaan Data
Oprasional, Prosiding SNATI, ISSN : 1907-5022, (UII, Yogyakarta), A96-A98.
Puji Widodo, A. Enterprise Architecture
Model untuk Aplikasi Government,
Prosiding
Jurnal
Masyarakat Informatika, ISSN : 2086 – 4930.
Yunizal, E. (2010). Evolusi Framework
Architecture Enterprise,Prosiding
Seminar Nasional
Pascasarjana X, ISBN : 979-545-0270-1, (Surabaya).
Yunis, R., Surendro, K. (2010).
Implementasi Enterprise Architecture Perguruan Tinggi,
Prosiding
SNATI, ISSN : 1907-5022, (UII, Yogyakarta), A51-E31.
Yunis, R., Surendro, K., Panjaitan, E.
(2009). Pemanfaatan TOGAF ADM Untuk
Perancangan Model Enterprise
Architecture, Jurnal Informatika
Komputer.
Budi, Setiawan, E. (2009). Pemilihan EA
Framework, Prosiding SNATI, ISSN
: 1907-5022,
(UII, Yogyakarta), B114-B119.
Triloka, J. (2008). Pemodelan
Arsitekture Enterprise Untuk Mendukung Sistem Informasi
Terintegrasi Di Bidang Akademik
Menggunakan Enterprise Architecture Planning,
Prosiding
Seminar Nasional Saint Dan Teknologi, ISBN :
978-979-1165-74-7, Lampung.
Kustiyahningsih, Y. (2007). Perencanaan
Arsitekture Enterprise Berbasis Web Pada Intitusi
Pendidikan Tinggi, Prosiding SNATI, ISSN : 1978 – 9777,
(UII, Yogyakarta), D1 – D7.
Yunis, R., Surendro, K., Panjaitan, E.
(2010). Pengembangan Model Arsitektur Enterprise
untuk Perguruan tinggi,
JUTI, Volume 8,9-18.
Making Money - Work/Tennis: The Ultimate Guide
BalasHapusThe https://sol.edu.kg/ way you would expect from 메리트카지노 betting on https://febcasino.com/review/merit-casino/ the tennis matches 1xbet app of tennis is to bet on หารายได้เสริม the player you like most. But you also need a different