SELAMAT DATANG DI WEBSITE KAMI, APABILA ADA PERTANYAAN SEPUTAR WEBSITE INI SILAHKAN TULIS DI KOLOM KOMENTAR,TERIMA KASIH

ANTENA PARABOLA

Kamis, 23 Agustus 2018


PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE
DENGAN MENGGUNAKAN METODE TOGAF ADM
(STUDI KASUS : KLINIK PENGOBATAN WALUYA BAKTI WADO)












Oleh :
YAYA MUHIDIN
NIM 3213089




Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Bandung
2016
Jl. Cikutra No.113 Bandung – Jawa Barat  Http://www.stmik-bandung.ac.id

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE
 DENGAN MENGGUNAKAN METODE TOGAF ADM
(STUDI KASUS : KLINIK PENGOBATAN WALUYA BAKTI WADO)

Yaya Muhidin
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Bandung
Email : yayamuhidin.stmik@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan dari penerapan arsitektur enterprise adalah menciptakan keselarasan antara bisnis dan teknologi informasi bagi kebutuhan organisasi, penerapan arsitektur enterprise tidak terlepas dari bagaimana sebuah organisasi merencanakan dan merancang arsitektur enterprise tersebut. Untuk melakukan perancangan arsitektur enterprise diperlukan suatu metodologi yang lengkap serta mudah digunakan, TOGAF ADM merupakan metodologi yang lengkap, banyak organisasi yang tidak memahami secara jelas bagaimana tahapan-tahapan dari metodologi tersebut diterjemahkan kedalam aktivitas perancangan arsitektur enterprise. Tahapan dalam perancangan arsitektur enterprise sangatlah penting dan akan berlanjut pada tahapan berikutnya yaitu rencana implementasi. Luaran dari tahapan ini akan menghasilkan sebuah arsitektur enterprise yang pada nantinya bisa dijadikan oleh organisasi untuk mencapai tujuan strategisnya.

Kata kunci: arsitektur enterprise, togaf adm,  blueprint



PENDAHULUAN

Klinik Pengobatan Waluya Bakti Wado merupakan Klinik swasta yang bergerak dibidang pelayanan kesehatan yang beralamat di Jalan Raya Wado No 11 Wado Sumedang. Selama ini pelayanan di klinik tersebut masih manual bahkan untuk pencatatan administrasi seperti dalam mencatat nama dan alamat pasien masih menggunakan tulisan tangan, Untuk meningkatkan kualitas pelayanan maka perlu adanya sebuah sistem informasi yang mampu memonitoring dan membantu proses kinerja dari Klinik tersebut.
Yang menjadi pendorong untuk memanfaatkan sistem informasi yang lebih baik dalam Klinik pengobatan adalah semakin meningkatnya kebutuhan fungsi pelayanan yang dijalankan. Dampak dari itu semua banyak klinik pengobatan yang berlomba-lomba untuk menerapkan sistem informasi dengan teknologinya dengan hanya memperhatikan kebutuhan sesaat dan memungkinkan penerapan sistem informasi yang saling tumpang tindih dan adanya sub – sub sistem yang berbeda satu dengan yang lainya. Kondisi tersebut membuat sistem informasi tidak dapat dimanfaatkan sesuai yang diharapkan, berdasarkan misi dan tujuan penerapan sistem informasi, yaitu efesiensi dan efektifitas dalam pemenuhan kebutuhan klinik, mulai dari pemenuhan kebutuhan pada level yang tertinggi sampai pada kebutuhan yang paling bawah yaitu operasional (yunis, 2009).
Adapun penyebab dari semua ini adalah kurangnya perencanaan dan tanpa memikirkan kunci utama dalam proses pengembangan sistem informasi yaitu perancangan sistem informasi yang baik harus melihat dari berbagai macam sudut pandang pengembangan sistem, di mulai dari mendefinisikan arsitektur bisnis yang ada dalam klinik pengobatan, mendefinisikan arsitektur data yang akan di gunakan, mendefinisikan arsitektur aplikasi yang akan di bangun serta mendefinisikan arsitektur teknologi yang akan mendukung jalanya sistem informasi tersebut. Keselarasan penerapan sistem informasi dengan kebutuhan klinik pengobatan  hanya mampu dijawab dengan memperhatikan faktor integrasi di dalam pengembangnya, tujuan integrasi yang sebenarnya adalah untuk mengurangi kesenjangan yang terjadi dalam proses pengembangan sistem. Untuk menghilangkan kesenjangan tersebut, maka diperlukan sebuah paradigma dalam merencanakan, merancang, dan mengelola sistem informasi yang disebut dengan Arsitektur Enterprise. Sehingga ketersediaan data yang terformat baik, dalam satu sumber data yang terkelola dengan baik akan terpenuhi (falahah, 2010). EA (Enterprise Arsitekture) pada dasarnya adalah strategi pemanfaatan IT dan integrasi antara pengembangan bisnis dengan pengembangan IT.
Berbagai macam dan metode yang biasa digunakan dalam perancangan arsitektur enterprise diantaranya adalah Zachman framework, TOGAF ADM, EAP dan lain – lain. Arsitekture Enterprise adalah deskripsi dari misi stakeholder yang di dalamnya termasuk informasi, fungsionalitas/kegunaan, lokasi organisasi dan parameter kinerja. Arsitektur Enterprise mengambarkan rencana untuk mengembangkan sebuah sistem atau sekumpulan sistem. Bagaimana implementasi dari Arsitektur Enterprise dapat digunakan oleh organisasi, sebaiknya organisasi mengadopsi sebuah metode atau framework yang bisa digunakan dalam melakukan pengembangan Arsitektur Enterprise tersebut. Sehingga dengan ada metode Arsitektur Enterprise diharapkan dapat mengelola sistem yang komplek dan dapat menyelaraskan bisnis dan Teknologi Informasi ( TI ) yang akan di investasikan(yunis, 2009). Ada banyak alternatif metode dan framework yang dapat digunakan, seperti Zachman Framework, EAP, EAS, BEAM, TOGAF ADM, GEAF, dan lainnya.
Perbandingan yang sudah dilakukan pada penelitian sebelumnya didapatkan bahwa TOGAF ADM merupakan sebuah metode yang kompleks yang bisa memenuhi seluruh kebutuhan pengembangan EA yaitu sebesar 92% (Yunis, dan Surendro, 2009). TOGAF ADM juga komplek dan bisa digunakan berdasarkan kebutuhan organisasi. TOGAF ADM juga merupakan metode yang umum, sehingga jika diperlukan pada prakteknya TOGAF ADM dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik tertentu, misalnya digabungkan dengan framework yang lain sehingga TOGAF ADM menghasilkan arsitektur yang spesifik terhadap organisasi (Setiawan, 2009). TOGAF ADM juga fleksibel dikombinasikan dengan arsitektur framework seperti: Zachman Framework atau FEAF (Paszkiewicz, dan Picard, 2005). The Open Group Architecture Framework (TOGAF) memberikan metode yang detil bagaimana membangun dan mengelola serta mengimplementasikan arsitektur enterprise dan sistem informasi yang disebut dengan Architecture Development Method (ADM).(yunis, 2009), (budi, 2009).
ADM merupakan metode generik yang berisikan sekumpulan aktivitas yang digunakan dalam memodelkan pengembangan arsitektur enterprise. Metode ini juga bisa digunakan sebagai panduan atau alat untuk merencanakan, merancang, mengembangkan dan mengimplementasikan arsitektur sistem informasi untuk organisasi.TOGAF ADM seperti ditunjukkan pada Gambar 1. Merupakan metode yang fleksibel yang dapat mengantifikasi berbagai macam teknik pemodelan yang digunakan dalam perancangan, karena metode ini dapat disesuaikan dengan perubahan dan kebutuhan selama perancangan dilakukan (budi,2009)



 






Gambar 1. Arsitektur Development

The Open Group Arcitecture Framework  juga menyatakan visi dan prinsip yang jelas tentang bagaimana melakukan pengembangan Arsitektur Enterprise, prinsip tersebut digunakan sebagai ukuran   dalam   menilai keberhasilan dari pengembangan Arsitektur Enterprise oleh organisasi sebagai berikut:

a. Prinsip Enterprise
Pengembangan  arsitektur  yang  dilakukan diharapkan   mendukung   seluruh bagian organisasi, termasuk unit-unit organisasi yang membutuhkan

b. Prinsip Teknologi Informasi (TI)
Lebih mengarahkan konsistensi penggunaan TI pada seluruh bagian organisasi, termasuk unit-unit organisasi yang akan menggunakan.
c. Prinsip Arsitektur
Merancang arsitektur sistem berdasarkan kebutuhan proses bisnis dan bagaimana mengimplementasikannya.
Dalam studi kasus ini akan di bahas bagaimana menggunakan TOGAF ADM dalam merancang arsitektur enterprise, sehingga di dapatkan gambaran yang jelas bagaimana melakukan perancangan arsitektur enterprise untuk mendapatkan arsitektur enterprise yang baik dan biasa di gunakan oleh klinik pengobatan untuk mencapai tujuannya. Keluaran penelitian ini adalah menghasilkan model dan kerangka dasar (blueprint) dalam mengembangkan sistem informasi yang terintegrasi untuk mendukung kebutuhan klinik pengobatan. Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan perencanaan Arsitektur Enterprise, yang dapat di gunakan sebagai landasan untuk pengembangan, implementasi teknologi dan sistem informasi bagi klinik pengobatan antara lain dapat mendefinisikan TOGAF ADM dalam penggunaan informasi untuk mendukung aktifitas bisnis di Klinik Pengobatan Waluya Bakti Wado, dapat menghasilkan Arsitektur Enterprise klinik pengobatan yang standart berdasarkan perencanaan informasi strategis dan integrasi sistem.

METODE
Metodologi penelitian yang digunakan terdiri dari beberapa tahapan yaitu studi pustaka, pengumpulan data, analisis dan perancangan dengan penjelasan  sebagai berikut :

Studi Pustaka
Studi pustaka di lakukan dengan mempelajari jurnal atau paper penelitian sebelumnya dan mencari buku atau literature yang berhubungan dengan teori enterprise architecture planning dan Togaf ADM. Survey atau pengamatan di lakukan untuk mendapatkan gambaran secara umum tentang situasi dan kondisi Klinik saat ini. Hal ini akan memudahkan identifikasi permasalahan dan rencana arsitektur enterpiprise. Pengamatan dilakukan dengan survey dan wawancara kepada pihak klinik.

Pengumpulan Data
Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data secara langsung ke obyek diantaranya adalah data tentang karyawan yang ada di Klinik, data pasien yang ada di klinik baik yang sedang rawat inap, rawat jalan, dan yang baru terdaftar, data obat yang ada di Klinik Pengobatan Waluya Bakti Wado, data mengenai pemakaian teknologi informasi dan jaringan. Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara:
a.       Wawancara
Dilakukan untuk mendapatkan informasi yang tepat dan akurat.
b.      Observasi
Dilakukan dengan cara mengamati secara langsung pada obyek permasalahan.

Analisis dan Perancangan Sistem
Untuk analisis dan perancangan Sistem Informasi ini terlebih dahulu mempelajari studi literature yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan mempelajari segala macam informasi yang berhubungan dengan Arsitektur Enterprise dan TOGAF ADM. Tahapan dari TOGAF ADM secara ringkas bisa dijelaskan sebagai berikut :
a.       Preliminary Framework and Principles
Merupakan fase persiapan yang bertujuan untuk menkonfirmasi komitmen dari stakeholder, penentuan framework dan metodologi detil yang akan digunakan pada pengembangan EA.
b.       Architecture Vision
Menciptakan keseragaman pandangan mengenai pentingnya arsitektur enterprise untuk mencapai tujuan organisasi yang dirumuskan dalam bentuk strategi serta menentukan lingkup dari arsitektur yang akan dikembangkan. Pada tahapan ini berisikan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan untuk mendapatkan arsitektur yang ideal.
c.    Business Architecture
Mendefinisikan kondisi awal arsitektur bisnis, menentukan model bisnis atau aktivitas bisnis yang diinginkan berdasarkan skenario bisnis. Pada tahap ini tools dan metode umum untuk pemodelan seperti: BPMN, IDEF dan UML dapat digunakan untuk membangun model yang diperlukan.
d.        Information Sistem Architecture
Pada tahapan ini lebih menekankan pada aktivitas bagaimana arsitektur sistem informasi dikembangkan. Pendefinisian arsitektur sistem informasi dalam tahapan ini meliputi arsitektur data dan arsitektur aplikasi yang akan digunakan oleh organisasi. Arsitekur data lebih memfokuskan pada bagaimana data digunakan untuk kebutuhan fungsi bisnis, proses dan layanan. Teknik yang bisa digunakan dengan yaitu: ER-Diagram, Class Diagram, dan Object Diagram. Pada arsitektur aplikasi lebih menekan pada bagaimana kebutuhan aplikasi direncanakan dengan menggunakan Application Portfolio Catalog, serta menitik beratkan pada model aplikasi yang akan dirancang. Teknik yang bisa digunakan meliputi:
Application Communication Diagram, Application and User Location Diagram dan lainnya.
e.    Technology Architecture
Membangun arsitektur teknologi yang diinginkan, dimulai dari penentuan jenis kandidat teknologi yang diperlukan dengan menggunakan Technology Portfolio Catalog yang meliputi perangkat lunak dan perangkat keras. Dalam tahapan ini juga mempertimbangkan alternatif- alternatif yang diperlukan dalam pemilihan teknologi. Teknik yang digunakan meliputi Environment and Location Diagram, Network Computing Diagram, dan lainnya.
f.    Opportunities and Solution
Pada tahapan ini lebih menekan pada manfaat yang diperoleh dari arsitektur enterprise yang meliputi arsitektur bisnis, arsitektur data, arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi, sehingga menjadi dasar bagi stakeholder untuk memilih dan menentukan arsitektur yang akan diimplementasikan. Untuk memodelkan tahapan ini dalam rancangan bisa menggunakan teknik Project Context Diagram dan Benefit Diagram.
g.   Migration Planning
Pada tahapan ini akan dilakukan penilaian dalam menentukan rencana migrasi dari suatu sistem informasi. Biasanya pada tahapan ini untuk pemodelannya menggunakaan matrik penilaian dan keputusan terhadap kebutuhan utama dan pendukung dalam organisasi terhadap impelemtasi sistem informasi.
h.    Implementation Governance
Menyusun rekomendasi untuk pelaksanaan tatakelola implementasi yang sudah dilakukan, tatakelola yang dilakukan meliputi tatakelola organisasi, tatakelola teknologi informasi, dan tatakelola arsitektur. Pemetaaan dari tahapan ini bisa juga dipadukan dengan framework yang digunakan untuk tatakelola seperti COBITS dari IT Governance Institute (ITGI) (Open Group, 2009).
i.  Arcitecture Change Management
Menetapkan rencana manajemen arsitektur dari sistem yang baru dengan cara melakukan pengawasan terhadap perkembangan teknologi dan perubahan lingkungan organisasi, baik internal maupun eksternal serta menentukan apakah akan dilakukan siklus pengembangan arsitektur enterprise berikutnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Fungsi bisnis Klinik Pengobatan Waluya Bakti yang terdapat pada gambar 2. merupakan fungsi bisnis yang ada dalam rantai nilai yang sudah ditetapkan, langkah yang dilakukan adalah merumuskan daftar katalog dari proses-proses bisnis yang ada pada fungsi bisnis utama dan pendukung Klinik Pengobatan. Untuk mendefinisikan fungsi dan layanan yang ada pada masing-masing fungsi bisnis, akan dimodelkan dalam bentuk proses bisnis. Untuk pemodelan proses bisnis tersebut bisa menggunakan artefak yang sudah disediakan TOGAF ADM atau dengan UML Diagram (Gambar 3). Pemodelan proses bisnis dalam arsitektur bisnis mempunyai tujuan, untuk memberikan gambaran yang jelas terhadap keadaan Klinik Pengobatan  pada saat ini (Gambar 4).


FUNGSI BISNIS UTAMA

UGD

APOTIK

LABORATORIUM

FUNGSI BISNIS PENDUKUNG

RAWAT JALAN

REKAM MEDIS

ADMINISTRASI

GUDANG MEDIS

RAWAT INAP

MANAJEMEN ASET DAN SARANA PRASARANA

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

MANAJEMEN KEUANGAN
 







            Gambar 2 Value Chain Klinik Pengobatan

 









Gambar 3 Use Case Global TOGAF ADM Klinik Pengobatan

 
Gambar 4. Interaksi Model Perencanaan Enterprise
Bisnis arsitektur dapat di lihat pada gambar 3. Dimana gambar ini menjelaskan hak akses aktor terhadap aplikasi yang nantinya akan mengakses terhadap sistem atau aplikasi sistem. Modul ini juga merupakan gambar use case secara global dengan menggunakan Togaf Adm yang meliputi Aspek : Arsitekture Aplikasi, Arsitekture Bisnis, Arsitekture Teknologi, Arsitekture Data, dan Roadmap. Sedangkan aspek – aspek tersebut masih akan di rincikan kembali sesuai dengan fungsinya. Interaksi model ini menjelaskan mengenai integrasi aplikasi sistem informasi antar yang terdapat di klinik pengobatan. Masing-masing sistem informasi di hubungkan dengan data yang dinyatakan pada Gambar 4.

Tahap System/Function Matrik (Gambar 5) bertujuan untuk mengidentifikasikan fungsi-fungsi bisnis yang secara langsung didukung atau dilakukan oleh aplikasi. Secara umum langkah pemetaan hubungan aplikasi dengan fungsi bisnis adalah dengan cara:
1)      Menetapkan penggunaan aplikasi yang digunakan fungsi bisnis organisasi berdasarkan kebutuhan dari fungsi bisnis dengan meninjau proses bisnis dan data yang digunakan,
2)      Menentukan kebijakan penggunaan dan bagaimana layanan yang ada dalam aplikasi yang mendukung fungsi bisnis,
3)      Mendukung analisis kesenjangan antara peranan aplikasi dalam mendukung proses bisnis organisasi,
4)      Menentukan peranan aplikasi dalam mendukung fungsi bisnis dan mengindentifikasi kebutuhan untuk perubahan aplikasi kedepannya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil perancangcangan dan implementasi maka dapat di simpulkan sebagai berikut :
1. Adanya Roadmap enterprise architecture planning dapat menciptakan suatu sistem yang sistematis untuk mempermudah proses pembuatan dan implementasi sistem informasi.
2. Arsitektur Enterprise secara sistematis dan lengkap dapat menghasilkan Blueprint / Cetak biru teknologi Informasi.
3. EAP menghasilkan aplikasi sistem informasi yang terintegrasi.
4. Arsitektur informasi Enterprise akan menjadi acuan dalam investasi teknologi jangka pendek maupun jangka panjang dengan mempertimbangkan kepentingan secara keseluruhan.
Saran
Adapun saran dari penelitian ini adalah :
1.    Bahwa sistem ini dapat dikembangkan lagi untuk tahap implementasi teknologi sistem informasi laboratorium, rawat jalan, rawat inap, UGD, Gudang, dan Keuangan.
2. Sistem ini dapat di review secara bertahap atau dikembangkan lebih detail di sesuaikan dengan kondisi klinik pengobatan.


DAFTAR PUSTAKA
Yunis, R., Surendro, K. (2009). Perancangan Model Enterprise Architecture dengan TOGAF
Architecture Development Method, Prosiding SNATI, ISSN : 1907-5022, (UII,
Yogyakarta), E25-E31.
Falahah, Rosmala, D. (2010). Penerapan Framework Zachman Pada Pengelolaan Data
Oprasional, Prosiding SNATI, ISSN : 1907-5022, (UII, Yogyakarta), A96-A98.
Puji Widodo, A. Enterprise Architecture Model untuk Aplikasi Government, Prosiding
Jurnal Masyarakat Informatika, ISSN : 2086 – 4930.
Yunizal, E. (2010). Evolusi Framework Architecture Enterprise,Prosiding Seminar Nasional
Pascasarjana X, ISBN : 979-545-0270-1, (Surabaya).
Yunis, R., Surendro, K. (2010). Implementasi Enterprise Architecture Perguruan Tinggi,
Prosiding SNATI, ISSN : 1907-5022, (UII, Yogyakarta), A51-E31.
Yunis, R., Surendro, K., Panjaitan, E. (2009). Pemanfaatan TOGAF ADM Untuk
Perancangan Model Enterprise Architecture, Jurnal Informatika Komputer.
Budi, Setiawan, E. (2009). Pemilihan EA Framework, Prosiding SNATI, ISSN : 1907-5022,
(UII, Yogyakarta), B114-B119.
Triloka, J. (2008). Pemodelan Arsitekture Enterprise Untuk Mendukung Sistem Informasi
Terintegrasi Di Bidang Akademik Menggunakan Enterprise Architecture Planning,
Prosiding Seminar Nasional Saint Dan Teknologi, ISBN : 978-979-1165-74-7, Lampung.
Kustiyahningsih, Y. (2007). Perencanaan Arsitekture Enterprise Berbasis Web Pada Intitusi
Pendidikan Tinggi, Prosiding SNATI, ISSN : 1978 – 9777, (UII, Yogyakarta), D1 – D7.
Yunis, R., Surendro, K., Panjaitan, E. (2010). Pengembangan Model Arsitektur Enterprise
untuk Perguruan tinggi, JUTI, Volume 8,9-18.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar